Minggu, 13 Januari 2013

Puisi

Tuhan

Sungguh aku tak kuasa
Memohon ampun padaMu
Mata yang selalu buta
Mulut yang selalu bisu
Telinga yang selalu tuli
Hati yang tertutup kabut
Jiwa yang kian menghilang
Oh……Tuhan
KeagunganMu tiada tara
Hanya padaMu lah aku bersipu
Izinkanlah tubuh ini
Mengikuti jalan lurusMu

(Sumber: Antologi Puisi Bengkel Sastra Indonesia 2010)

Puisi Perjuangan

Indonesia

Teriakan “Serang”
Untuk mereka yang berperang
Di lapangan hijau
Di negri tetangga Malaysia
Yang bersenjatakan raket
Dan berpeluru cock
Semoga hari ini kau jadi juara
Rebutlah Thomas kembali
Jayakan Indonesia lagi
(Sumber: Antologi Puisi Bengkel Sastra Indonesia 2010)

Saksi alam

Udara terasa panas
Langit biru berubah kelabu
Detak jantung jam semakin
Mengurangi usianya
Hingga oksigen tak lagi mau
Masuk paru-parunya
Akhirnya langit menangis
Mengantar kepergiannya
Ke tempat peristirahatan terakhir
Dalam hidupnya
(Sumber: Antologi Puisi Bengkel Sastra Indonesia 2010)

Puisi Karya Anak Bangsa

Perempuan Pembatik
Kupandangi sesosok perempuan di sana
Tak begitu nyata….
Kulihat samar tak jelas
Tampak raut wajah menawan
Duduk di kursi tua yang rapuh
Dengan bajunya yang sederhana

Tangan kecilnya
Dengan gemulai goreskan lilin di lembaran kain putih
Yang selalu tersenyum kepadanya …
Dengan canthing kecil mungil
Yang sesekali ditiup olehnya

Tak banyak yang tahu dirinya
Namun banyak yang tahu karyanya

(Sumber: Antologi Puisi Bengkel Sastra Indonesia 2010)

Puisi karya anak bangsa

Sebingkai Wajah

Bersemayam sebingkai wajah termanis
                   Terucap dalam doa:
                   Ini dariku, Sayang, bukan cincin yang kujanjikan
                   Namun mawar putih tanda cinta suci
Dan lilin doa ini akan mati
Seperti kisah di agendaku yang terhenti
Di lembar terakhir kugambar: batu nisan, terukir namamu

(Sumber: Antologi Puisi Bengkel Sastra Indonesia 2010)