Minggu, 13 Januari 2013


PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF, DAN SOSIOEMOSIONAL PADA MASA KANAK – KANAK AKHIR

          Perkembangan Masa Pertengahan dan Akhir Anak-anak ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira 7 hingga 12 tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar; periode ini kadang-kadang disebut "tahun-tahun sekolah dasar". Ketrampilan-ketrampilan fundamental seperti membaca, menulis dan berhitung telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan kebudayaannya. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan pengendalian diri mulai meningkat.
A.     Tugas – tugas Perkembangan
Pada masa ini anak semakin luas lingkungan pergaulannya. Adapun tugas perkembangan pada masa kanak – kanak akhir adalah sebagai berikut :
ü  Belajar kreterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
ü  Sebagai makhluk yang sedang tumbuh,mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
ü  Belajar bergaul dengan teman sebaya.
ü  Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita.
ü  Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
ü  Mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
ü  Mencapai kebebasan pribadi.
Jika pada masa sebelumnya keberhasilan dalam menyelesaikan tugas perkembangan ini ditentukan oleh lingkungan keluarga, kini guru di sekolah memiliki andil yang besar dalam membantu siswa menyelesaikan tugas perkembangan dengan baik.
B.     Perkembangan masa Kanak – Kanak Akhir
Masa kanak – kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
1.     Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat serta belajar berbagai keterampilan. Kenaikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak yang satu dengan anak yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Selama tahun-tahun sekolah dasar anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm setahun sehingga pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih panjang dan tubuh lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg pertahun. Berat meningkat terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah pada saat yang sama “gemuk bayi” (baby fat) berkurang. Kemampuan-kemampuan kekuatan mereka berlipat ganda selama tahun-tahun ini. Ketika anak-anak memasuki jenjang sekolah dasar, mereka memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuh mereka. Aktivitas fisik sangat penting bagi mereka untuk memperhalus keterampilan-keterampilan mereka yang sedang berkembang. Selama masa pertengahan dan akhir masa anak-anak, perkembangan motorik anak-anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa awal anak-anak. Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.

2.     Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, masa kanak – kanak akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), di mana konsep yang yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar dan tidak jelas sekarang lebih konkret. Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget (Partini, 1995: 52-53) tergolong pada masa Operasi Konkret di mana anak berfikir logis terhadap objek yang konkret. Terjadi peningkatan dalam hal pemeliharaan, misalnya mau memelihara alat permainannya. Ia mulai banyak memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Pada masa operasi konkret anak dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat mereka lakukan pada masa sebelumnya. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat dipercaya menemukan jalan dari dan ke sekolah. Menurut Piaget, anak-anak dalam tahapan operasi konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Kemampuan berfikir ditandai dengan adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah.
3.     Perkembangan Motorik
        Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
          Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
    - Mampu melompat dan menari
    - Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
    - Dapat menghitung jari – jarinya
    - Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
    - Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
    - Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
    - Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
    - Ketangkasan meningkat
    - Melompat tali
    - Bermain sepeda
    - Mengetahui kanan dan kiri
    - Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
    - Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
    - Mulai membaca dengan lancar
    - Cemas terhadap kegagalan
    - Peningkatan minat pada bidang spiritual
    - Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
   - Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
   - Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
  - Ketrampilan lebih individual
  - Ingin terlibat dalam sesuatu
  - Menyukai kelompok dan mode
  - Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
   - Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang
     berhubungan dengan pubertas mulai tampak.
  - Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur
    pakaian sendiri , dll.
  - Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
  - Mulai tertarik dengan lawan jenis.
4.     Perkembangan Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam kehidupan anak. Emosi yang nyata misalnya: takut, amarah, cemburu, iri hati kerapkali disebut sebagai emosi yang tidak menyenangkan atau “unpleasant emotion” merugikan perkembangan anak. Sebaliknya emosi yang menyenangkan ataub “pleasant emotion” seperti: kasih sayang, kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita, tidak saja membantu perkembangan anak tetapi sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi perkembangan anak. Hurlock (1993, 16) menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ciri-ciri emosi pada kanak-kanak:
ü  Emosi anak cenderung berlangsung relatif lebih singkat(sebentar).
Hal ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau gerakan yang nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek. Emosi yang khusus pada anak-anak: kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, dan humor.
ü  Emosi anak kuat dan hebat.
Hal ini terlihat apabila anak merasa takut, marah, atau sedang bersenda gurau. Namun semua itu akan cepat hilang dengan sendirinya.
ü  Emosi anak mudah berubah.
Sering terjadi perubahan, saling berganti-ganti emosi.
ü  Emosi anak nampak berulang-ulang.
Hal ini timbul karena anak dalam proses perkembangan ke arah kedewasaan.
ü  Respon emosi anak berbeda-beda.
Pengamatan terhadap anak dengan berbagai anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan bervariasinya respon emosi.
ü  Emosi anak dapat diketahui atu dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Misalnya: seorang anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asng. Kemudian ketika ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan hilang.
ü  Perubahan dalam ungkapan-ungkapan emosional.
Anak-anak memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak mempertimbangkan bahwa keinginan itu merugikan baik untuk dirinya sendiri sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.
5.     Perkembangan Sosial
Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Dunia sosio-emosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda pada masa ini. Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran yang penting. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.
a.     Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman.
b.     Teman Sebaya
Pengaruh teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang bersifatvpositif maupun negatif. Santorck(‘ 1997, 325) menyatakan bahwa anak sering berfikir: apa yang bisa kulakukan agar semua teman menyukaiku? Apa salah padaku?. Mereka berupaya agar mendapat simpati dari teman-temannya, bahkan ingin menjadi anak yang paling populer di kelompoknya.
Wenztal & Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang tidak populer, yaitu:
·       Anak yang diabaikan (neglected children)
Yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya.
·       Anak yang ditolak (rejected children)
Yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yangditolak adalah anak yang agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu.
·       Anak yang kontroversi (controversial children)
Adalah anak yang sering dinominasikan keduanya yaitu sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai.
                    Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:
·       Masa kelas-kelas rendah Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun.
Ciri-cirinya:
a)    Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi di sekolah.
b)    Suka memuji diri sendiri.
c)     Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu tugas, tugas itu dianggapnya tidak penting.
d)    Suka membandingkan dirinya dengan anak lain.
e)    Suka meremehkan orang lain.
·       Masa kelas-kelas tinggi Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun.
Ciri-cirinya:
a)    Perhatiannya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
b)    Ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
c)     Timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
d)    Anak memandang ni;ai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
e)    Nak-anak suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
6.     Perkembangan Sosioemosional
Menurut suatu investigasi, waktu yang dihabiskan oleh orangtua untuk mengasuh, mengajar berbicara dan bermain dengan anak-anak mereka yang berusia 5 hingga 12 tahun kurang dari setengah dari waktu yang dihabiskan ketika anak-anak masih lebih kecil (Hill & Stafford, 1980). Penurunan interaksi orangtua-anak ini mungkin bahkan lebih tajam pada keluarga-keluarga yang orangtuanya kurang berpendidikan. Selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak meluangkan banyak waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebaya sebesar lebih dari 40% (Barker & Wright, 1951). Relasi saling pengertian antara orangtua dan anak-anak menjadi semakin penting dalam hubungan keluarga selama masa pertengahan dan akhir anak-anak. Kognisi sosial (social cognition) anak-anak tentang teman-teman sebaya mereka juga menjadi semakin penting untuk memahami hubungan teman sebaya pada masa pertengahan dan akhir anak-anak. Diantaranya adalah bagaimana anak-anak memproses informasi tentang relasi-relasi teman sebaya dan pengetahuan sosial mereka (Crick & Dodge, 1994; Dodge, 1993; Quiggle, dkk, 1992). Persahabatan memiliki aspek yang sangat penting pada usia pertengahan dan akhir anak-anak. Persahabatan memiliki enam fungsi dan diantaranya adalah memiliki sikap yang sama terhadap suatu hal dan menyukai jenis kegiatan yang pengisi waktu luang yang sama. Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, pemahaman diri berubah secara pesat dari mendefinisikan diri melalui karakteristik eksternal menjadi mendefinisikan diri melalui karakteristik internal. Anak-anak sekolah dasar juga lebih cenderung mendefinisikan diri mereka sendiri dilihat dari karakteistik sosial dan perbandingan sosial. Pemahaman diri anak-anak pada tahun-tahun sekolah dasar juga mencakup peningkatan acuan pada perbandingan sosial (social comprison). Pada tahap perkembangan ini, anak-anak lebih cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif daripada secara absolut. Misalnya, anak-anak usia sekolah dasar tidak lagi cenderung berpikir tentang apa yang aku lakukan atau tidak kulakukan, tetapi tentang apa yang dapat aku lakukan dibandingkan dengan orang lain (in comparison with others).




DAFTAR PUSTAKA

Elisabeth, HB Pengantar Psikologi Edisi Kesebelasan Volume 1. Batam: Interaksara.
Gipsonksses pada 4, 2012, dari http://arianitriutari.blogspot.com/:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar