BERPROSES
BERSAMA ANAS MA’RUF
MENGULAS PUISI
KISAH
ZAMAN
A. Biografi Anas
Ma’ruf
Anas Ma’ruf lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 27 Oktober 1922. Pernah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Gadjah Mada tahun 1948 dan ikut mendirikan Berita Indonesia tahun
1945 di Jakarta. Pernah jadi pemimpin Umum majalah Nusantara (1946), redaktur majalah kebudayaan Arena
dan majalah Patriot di Yogyakarta (1946-1947). Selain itu, ia juga anggota redaksi majalah Indonesia
(1950-1952) dan Sekretaris Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1955-1957).
Anas yang dikenal sebagai “administrator kebudayaan” ini juga menerjemahkan
karya-karya seperti Gitanyali, Kabir, Shadana, Nyalakan Terus,
Antara Kita, Pandu Masa (Sanjak) dan citra karya Rabindranath Tagore. Pada
tahun 1962, ia bersama Djamaluddin Malik, Umar Ismail, Asrul Sani, Mahbub Djunaidi, dan para seniman budayawan lain, bergabung di Lembaga Seniman Budayawan Muslim Indonesia, sebuah
lembaga di bawah naungan Nahdatul Ulama.
B.
Puisi Karya Anas Ma’ruf
Kisah Zaman
Anas Ma’ruf
Desir desau air mengalir
ke pantai mara
tujuan nyata
Dari udik sampai ke hilir
penuh rahasia
sejak semula
ke pantai mara
tujuan nyata
Dari udik sampai ke hilir
penuh rahasia
sejak semula
Risik risau ombak memecah
di pantai landai
buih berderai
di pantai landai
buih berderai
Entah ombak sedang bermadah
mencurah rasa
peraman dada.
Alangkah bahagia o, Tuhan
jika ku mahir
bahasa air
Hendak kudengar kisah zaman
di bibir pantai
di tepi sungai
Kebudayaan Timur I, 1943
C. Waktu
penciptaan
Banyak karya
yang dihasilkan dan hasilnya sangat luar biasa akan tetap tidak banyak orang yang mengenal Anas Ma’ruf,
terutama kaum muda yang hidup dalam alam yang telah dibalut dengan
berbagai modernitas dan gemerlap gaya hidup saat ini. Dalam dunia sastra puisi Kisah Zaman yang menggambarkan
kebudayaan Timur I yang diterbitkan sejak tahun 1943 menjadi ulasan yang sangat
menarik dan menggambarkan seseorang yang mempunyai harapan dalam mkehidupan
masa depannya.
D. Latar
Belakang Penciptaan
Latar
belakang kehidupan seseorang, pengalaman-pengalaman bekerja pada bidang yang
variatif atau berbeda sering melekat dan memberi ciri tertentu pada tindakan atau karya
cipta seorang pengarang di kemudian harinya. Demikian pula, seperti halnya
terjadi pada diri pengarang Anas
Ma’ruf.
Ia yang lahir di Bukittinggi yang
pada saat itu keadaan lingkungannya masih segar asri. Keindahan alam tersirat
dalam puisi hasil karangannya. Ciri lain yang mencolok dari
karya-karya Anas Ma’ruf adalah
kecintaannya pada daerah dan
harapannya. Ini jelas terlihat pada puisi “Kisah Zaman”. Pekerjaan Anas Ma’ruf selaku redaktur
majalah/surat kabar, pekerjaan-pekerjaan yang bervariasi dengan tempat yang
berpindah-pindah merupakan hal yang sangat menunjang pada keahliannya sebagai
seorang pengarang.
E.
Pemilihan kata
Pemilihan kata dilakukan untuk menyampaikan perasaan
yang sedang dialami pengarang dalam puisi Anas Ma’ruf yang berjudul Kisah Zaman selilas dibaca terlihat
sangat indah terutama pemilihan kata yang digunakan sangat sesuai, sehingga
ketika dibaca terasa keindahannya. Terutama puisi ini menggunakan struktur kata
dan cara penyampainnya yang mudah di pahami dan lebih istimewa.
F.
Gaya Bahasa
Gaya
bahasa atau gaya tulisan yang digunakan berbentuk kiasan (metaphor). Metaphor yaitu
cara mengungkapkan pengertian atau maksud tentang sesuatu dengan menyamakan
sesuatu ini dengan hal lain secara implisit:
Desir desau air mengalir
ke pantai mara
tujuan nyata
ke pantai mara
tujuan nyata
(kehidupan
yang dijalani digambarkan seperti desir desau air mengalir kepantai mara).
Selain
metafora dalam puisi ini menggunakan majas personifikasi menggunakan
seolah-olah seperti atau sesuatu yang tidak hidup menjadi seakan-akan hidup.
Entah ombak sedang bermadah
mencurah rasa
peraman dada.
mencurah rasa
peraman dada.
(ombak yang sebenarnya benda mati seakan-akan bisa bicara dan
seakan-akan hidup dan ikut merasakan)
G. Tema
Sudah sangat dikenal bahwa tema dalam sebuah puisi
adalah gagasan atau dasar dalam sebuah karya, maka dalam puisi Kisah Zaman Nampak jelas gagasan yang
diambil. Jelas terlihat pada ratapannya terhadap kehidupan yang dihadapi menjadi kenyataan
diungkapkan dalam puisi Anas
Ma’ruf. Sehingga dapat disimpulkan tema yang di ambil adalah kisah pribadi atau
pengalaman yang pernah di alaminya.
H.
Amanat Puisi
Dalam karya sastra tentunya selain ada latar
belakang penulisan tentu ada pesan moral yang ingin disampaikan adalah ketika
kita hidup dalam suasana yang begitu sulit, semua hal yang terjadi hanya bisa
ikhlaskan dan setiap manusia pasti mempunyai harapan untuk hidup yang lebih
baik di masa depan.
I.
Isi Puisi
Dalam puisi
maka ada sesuatu yang ingin disampaikan dimana dalam puisi Kisah Zaman ini mengisahkan sesuatu yang dirasakan oleh penyair
dimana ketika dalam hidup berada pada suasana yang sangat sullit dan
mengharapkan kehidupan yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya.
J.
Bunyi dan Aspek Puitik
Penggunaan bahasa
puisi sering berkaitan dengan pemilihan kata dimana sangat bersangkutan dengan
bunyi yang dihasilkan dalam setiap akhir baris puisi. Maka dalam puisi Kisah Zaman di identifikasi sebagai berikut:
Desir desau air mengalir sebagai
pendukung arti
ke pantai mara
tujuan nyata
ke pantai mara
tujuan nyata
Bunyi
yang dihasilkan dalam puisi ini
persamaan bunyi antara baris kedua
dengan baris ke tiga
K.
Citraan
Selain menggunakan
perasaan, pembuatan puisi membutuhkan
citraan dimana dalam puisi karya Anas Ma’ruf ini sangat berkaitan
sehingga dipaparkan sebagai berikut:
Citraan pengelihatan
Risik risau ombak memecah
di pantai landai
buih berderai
di pantai landai
buih berderai
(seakan melihat ombak memecah di pantai landai).
Dalam puisi Kisah
Zaman ini sebagian besar berisi mengenai
citraan pengelihatan sebab dapat terbaca secara jelas dalam
penggambarannya.
L.
Alat Retrorika
Dalam alat retorika ini di butuhkan suatu
pengimajian, yang mana disini alat yang dimaksud adalah benda-benda disekitar
yang dapat digunakan sebagai penyampaian karya sastra agar dapat ditangkap atau
dipahami dengan penggambaran melalui bahasa. Seperti halnya yang dapat dilihat
melalui puisi Kisah Zaman misalnya:
Alangkah bahagia o, Tuhan
jika ku mahir
bahasa air
jika ku mahir
bahasa air
Air yang
diibaratkan bisa berbicara dan bisa dimengerti bahasanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar