PERKEMBANGAN FISIK, MOTORIK, KOGNITIF, DAN SOSIOEMOSIONAL
PADA MASA KANAK – KANAK AKHIR
Perkembangan Masa Pertengahan dan
Akhir Anak-anak ialah periode perkembangan yang merentang dari usia kira-kira 7
hingga 12 tahun, yang kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar;
periode ini kadang-kadang disebut "tahun-tahun sekolah dasar".
Ketrampilan-ketrampilan fundamental seperti membaca, menulis dan berhitung
telah dikuasai. Anak secara formal berhubungan dengan dunia yang lebih luas dan
kebudayaannya. Prestasi menjadi tema yang lebih sentral dari dunia anak dan
pengendalian diri mulai meningkat.
A. Tugas
– tugas Perkembangan
Pada masa ini anak
semakin luas lingkungan pergaulannya. Adapun tugas perkembangan pada masa kanak
– kanak akhir adalah sebagai berikut :
ü Belajar
kreterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
ü Sebagai
makhluk yang sedang tumbuh,mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri
sendiri.
ü Belajar
bergaul dengan teman sebaya.
ü Mulai
mengembangkan peran sosial pria atau wanita.
ü Mengembangkan
keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
ü Mengembangkan
sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga.
ü Mencapai
kebebasan pribadi.
Jika pada masa sebelumnya keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas perkembangan ini ditentukan oleh lingkungan keluarga, kini
guru di sekolah memiliki andil yang besar dalam membantu siswa menyelesaikan
tugas perkembangan dengan baik.
B. Perkembangan
masa Kanak – Kanak Akhir
Masa kanak – kanak
akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah dasar. Pada
masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
1. Perkembangan
Fisik
Pertumbuhan
fisik cenderung lebih stabil atau tenang sebelum memasuki masa remaja yang
pertumbuhannya begitu cepat. Anak menjadi lebih tinggi, lebih berat, lebih kuat
serta belajar berbagai keterampilan. Kenaikan tinggi dan berat badan bervariasi
antara anak yang satu dengan anak yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Selama
tahun-tahun sekolah dasar anak-anak bertumbuh rata-rata 5 hingga 7,6 cm setahun
sehingga pada usia 11 tahun, tinggi rata-rata anak perempuan 147 cm dan tinggi
rata-rata anak laki-laki 146 cm. Kaki anak-anak menjadi lebih panjang dan tubuh
lebih kurus. Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir masa anak-anak, berat
anak-anak bertambah rata-rata 2,3 hingga 3,2 kg pertahun. Berat meningkat
terutama karena bertambahnya ukuran sistem rangka dan otot, serta ukuran
beberapa organ tubuh. Massa dan kekuatan otot berangsur-angsur bertambah pada
saat yang sama “gemuk bayi” (baby fat) berkurang. Kemampuan-kemampuan kekuatan
mereka berlipat ganda selama tahun-tahun ini. Ketika anak-anak memasuki jenjang
sekolah dasar, mereka memperoleh kendali yang lebih besar atas tubuh mereka.
Aktivitas fisik sangat penting bagi mereka untuk memperhalus
keterampilan-keterampilan mereka yang sedang berkembang. Selama masa
pertengahan dan akhir masa anak-anak, perkembangan motorik anak-anak menjadi
lebih halus dan lebih terkoordinasi daripada masa awal anak-anak. Pada
prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.
2. Perkembangan
Kognitif
Menurut Piaget, masa kanak – kanak akhir
berada dalam tahap operasi konkret dalam berfikir (usia 7-12 tahun), di mana
konsep yang yang pada awal masa kanak-kanak merupakan konsep yang samar-samar
dan tidak jelas sekarang lebih konkret. Masa kanak-kanak akhir menurut Piaget
(Partini, 1995: 52-53) tergolong pada masa Operasi Konkret di mana anak
berfikir logis terhadap objek yang konkret. Terjadi peningkatan dalam hal
pemeliharaan, misalnya mau memelihara alat permainannya. Ia mulai banyak
memperhatikan dan menerima pandangan orang lain. Pada masa operasi konkret anak
dapat melakukan banyak pekerjaan pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang
dapat mereka lakukan pada masa sebelumnya. Anak usia 6 atau 7 tahun dapat
dipercaya menemukan jalan dari dan ke sekolah. Menurut Piaget, anak-anak dalam
tahapan operasi konkret berfikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi
seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang,
objek, atau kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Kemampuan berfikir ditandai dengan
adanya aktivitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan
masalah.
3. Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari – jarinya
- Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Anak – anak terlihat lebih cepat dalam berlari dan pandai meloncat serta mampu menjaga keseimbangan badannya. Untuk memperhalus ketrampilan – ketrampilan motorik, anak – anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik yang terkadang bersifat informal dalam bentuk permainan. Disamping itu, anak – anak juga melibatkan diri dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti senam, berenang, dll.
Beberapa perkembangan motorik (kasar maupun halus) selama periode ini, antara lain :
a). Anak Usia 5 Tahun
- Mampu melompat dan menari
- Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan
- Dapat menghitung jari – jarinya
- Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita
- Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya
- Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya
- Mampu membedakan besar dan kecil
b). Anak Usia 6 Tahun
- Ketangkasan meningkat
- Melompat tali
- Bermain sepeda
- Mengetahui kanan dan kiri
- Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan
- Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
c). Anak Usia 7 Tahun
- Mulai membaca dengan lancar
- Cemas terhadap kegagalan
- Peningkatan minat pada bidang spiritual
- Kadang Malu atau sedih
d). Anak Usia 8 – 9 Tahun
- Kecepatan dan kehalusan aktivitas motorik meningkat
- Mampu menggunakan peralatan rumah tangga
- Ketrampilan lebih individual
- Ingin terlibat dalam sesuatu
- Menyukai kelompok dan mode
- Mencari teman secara aktif.
e). Anak Usia 10 – 12 Tahun
- Perubahan sifat berkaitan dengan berubahnya postur tubuh yang
berhubungan
dengan pubertas mulai tampak.
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur
- Mampu melakukan aktivitas rumah tangga, seperti mencuci, menjemur
pakaian
sendiri , dll.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
- Adanya keinginan anak unuk menyenangkan dan membantu orang lain
- Mulai tertarik dengan lawan jenis.
4. Perkembangan
Emosi
Emosi memainkan peran yang penting dalam
kehidupan anak. Emosi yang nyata misalnya: takut, amarah, cemburu, iri hati
kerapkali disebut sebagai emosi yang tidak menyenangkan atau “unpleasant emotion” merugikan
perkembangan anak. Sebaliknya emosi yang menyenangkan ataub “pleasant emotion” seperti: kasih
sayang, kebahagiaan, rasa ingin tahu, suka cita, tidak saja membantu
perkembangan anak tetapi sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan bagi
perkembangan anak. Hurlock (1993, 16) menyatakan bahwa ungkapan emosi yang
muncul pada masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti: amarah, takut,
cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.
Ciri-ciri emosi pada kanak-kanak:
ü Emosi
anak cenderung berlangsung relatif lebih singkat(sebentar).
Hal
ini disebabkan karena emosi anak menampakkan dirinya di dalam kegiatan atau
gerakan yang nampak, sehingga menghasilkan emosi yang pendek. Emosi yang khusus
pada anak-anak: kesedihan, kemurungan, ketakutan, ketegangan, kebahagiaan, dan
humor.
ü Emosi
anak kuat dan hebat.
Hal
ini terlihat apabila anak merasa takut, marah, atau sedang bersenda gurau.
Namun semua itu akan cepat hilang dengan sendirinya.
ü Emosi
anak mudah berubah.
Sering terjadi
perubahan, saling berganti-ganti emosi.
ü Emosi
anak nampak berulang-ulang.
Hal ini timbul karena
anak dalam proses perkembangan ke arah kedewasaan.
ü Respon
emosi anak berbeda-beda.
Pengamatan terhadap
anak dengan berbagai anak dengan berbagai tingkat usia menunjukkan
bervariasinya respon emosi.
ü Emosi
anak dapat diketahui atu dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
Misalnya: seorang
anak memperlihatkan rasa malu-malu di tempat yang masih asng. Kemudian ketika
ia sudah tidak merasa asing lagi rasa malunya berkurang atau bahkan hilang.
ü Perubahan
dalam ungkapan-ungkapan emosional.
Anak-anak
memperlihatkan keinginan yang kuat terhadap apa yang mereka inginkan. Ia tidak
mempertimbangkan bahwa keinginan itu merugikan baik untuk dirinya sendiri
sendiri maupun orang lain, juga tidak mempertimbangkan bahwa untuk memenuhi
keinginannya itu memerlukan biaya yang tidak terjangkau oleh orang tuanya.
5. Perkembangan
Sosial
Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan
dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah
laku sosial. Dunia sosio-emosional anak menjadi semakin kompleks dan berbeda
pada masa ini. Interaksi dengan keluarga dan teman sebaya memiliki peran yang
penting. Pemahaman tentang diri dan perubahan dalam perkembangan gender dan
moral menandai perkembangan anak selama masa kanak-kanak akhir.
a. Kegiatan
bermain
Bermain
sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman
berharga. Bermain secara berkelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada
anak untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesama teman.
b. Teman
Sebaya
Pengaruh
teman sebaya sangat besar bagi arah perkembangan sosial anak baik yang
bersifatvpositif maupun negatif. Santorck(‘ 1997, 325) menyatakan bahwa anak
sering berfikir: apa yang bisa kulakukan agar semua teman menyukaiku? Apa salah
padaku?. Mereka berupaya agar mendapat simpati dari teman-temannya, bahkan
ingin menjadi anak yang paling populer di kelompoknya.
Wenztal
& Asher menyatakan para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak yang
tidak populer, yaitu:
·
Anak yang diabaikan (neglected children)
Yaitu anak yang jarang dinominasikan sebagai
teman terbaik tetapi bukan tidak disukai oleh teman-teman di kelompoknya.
·
Anak yang ditolak (rejected children)
Yaitu
anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang sebagai teman terbaik dan tidak
disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yangditolak adalah anak yang
agresif, sok kuasa, dan suka mengganggu.
·
Anak yang kontroversi (controversial children)
Adalah
anak yang sering dinominasikan keduanya yaitu sebagai teman terbaik dan sebagai
teman yang tidak disukai.
Masa
kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua fase:
·
Masa kelas-kelas rendah
Sekolah Dasar yang berlangsung antara usia 6/7 tahun – 9/10 tahun.
Ciri-cirinya:
a) Ada
hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi di sekolah.
b) Suka
memuji diri sendiri.
c) Kalau
tidak dapat menyelesaikan suatu tugas, tugas itu dianggapnya tidak penting.
d) Suka
membandingkan dirinya dengan anak lain.
e) Suka
meremehkan orang lain.
·
Masa kelas-kelas tinggi
Sekolah Dasar, yang berlangsung antara usia 9/10 tahun – 12/13 tahun.
Ciri-cirinya:
a) Perhatiannya
tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
b) Ingin
tahu, ingin belajar dan realistis.
c) Timbul
minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
d) Anak
memandang ni;ai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.
e) Nak-anak
suka membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama.
6. Perkembangan
Sosioemosional
Menurut suatu investigasi, waktu yang
dihabiskan oleh orangtua untuk mengasuh, mengajar berbicara dan bermain dengan
anak-anak mereka yang berusia 5 hingga 12 tahun kurang dari setengah dari waktu
yang dihabiskan ketika anak-anak masih lebih kecil (Hill & Stafford, 1980).
Penurunan interaksi orangtua-anak ini mungkin bahkan lebih tajam pada
keluarga-keluarga yang orangtuanya kurang berpendidikan. Selama masa
pertengahan dan akhir anak-anak, anak-anak meluangkan banyak waktunya dalam
berinteraksi dengan teman sebaya sebesar lebih dari 40% (Barker & Wright,
1951). Relasi saling pengertian antara orangtua dan anak-anak menjadi semakin
penting dalam hubungan keluarga selama masa pertengahan dan akhir anak-anak.
Kognisi sosial (social cognition) anak-anak tentang teman-teman sebaya mereka
juga menjadi semakin penting untuk memahami hubungan teman sebaya pada masa
pertengahan dan akhir anak-anak. Diantaranya adalah bagaimana anak-anak
memproses informasi tentang relasi-relasi teman sebaya dan pengetahuan sosial mereka
(Crick & Dodge, 1994; Dodge, 1993; Quiggle, dkk, 1992). Persahabatan
memiliki aspek yang sangat penting pada usia pertengahan dan akhir anak-anak.
Persahabatan memiliki enam fungsi dan diantaranya adalah memiliki sikap yang
sama terhadap suatu hal dan menyukai jenis kegiatan yang pengisi waktu luang
yang sama. Pada masa pertengahan dan akhir anak-anak, pemahaman diri berubah
secara pesat dari mendefinisikan diri melalui karakteristik eksternal menjadi
mendefinisikan diri melalui karakteristik internal. Anak-anak sekolah dasar
juga lebih cenderung mendefinisikan diri mereka sendiri dilihat dari
karakteistik sosial dan perbandingan sosial. Pemahaman diri anak-anak pada
tahun-tahun sekolah dasar juga mencakup peningkatan acuan pada perbandingan
sosial (social comprison). Pada tahap perkembangan ini, anak-anak lebih
cenderung membedakan diri mereka dari orang lain secara komparatif daripada
secara absolut. Misalnya, anak-anak usia sekolah dasar tidak lagi cenderung
berpikir tentang apa yang aku lakukan atau tidak kulakukan, tetapi tentang apa
yang dapat aku lakukan dibandingkan dengan orang lain (in comparison with
others).
DAFTAR PUSTAKA
Elisabeth, HB Pengantar Psikologi
Edisi Kesebelasan Volume 1. Batam: Interaksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar